Newest Post

Mahabarata Drupadi

| Senin, 22 September 2014
Baca selengkapnya »



Penjelsan Tokoh DRUPADI

Kali ini saya akan berbagi sama kalian tentang penjelasan tokoh wanita utama dalam kisah Mahabarata. Wanita ini bernama Drupadi. Oleh Pandawa, Drupadi biasa dipanggil Panchali. Dia adalah tokoh wanita kesukaan saya^^
Drupadi adalah putri Raja Drupada dari kerajaan Panchala. Kakaknya bernama Dristayumna. Pada suatu hari Raja Drupada dan Dristayumna mengadakan sayembara untuk mencari suami bagi Drupadi, putri yang terkenal cantik, bijaksana, anggun dan berbudi halus. Arjuna datang untuk mengikuti sayembara itu dan berhasil memenanginya. Drupadi takjub melihat ketangkasan Ajuna dalam memanah. Kemudian Arjuna membawanya ke Kunti. Kelima Pandawa menikahi Drupadi, itu mereka lakukan karena mereka telah bersumpah untuk membagi apa yang mereka punya. Drupadi mengerti dan menerimanya.
Drupadi adalah istri yang sangat setia kepada suami-suaminya. Pandawa sangat menyayanginya dan selalu melindunginya. Drupadi mempunyai beberapa putra dari kelima suaminya itu. Pratiwindya, putranya dari Yudistira. Strutasoma, putra Drupadi dari Bima. Strutakritti, putranya dari Ajuna. Satanika, dari Nakula. Dan putra dari Sadewa adalah Strukarman.
Ketika salah satu suaminya, Yudistira kalah dalam permainan dadu dan membuat Pandawa dan Drupadi kehilangan segalanya, Dursasana melecehkan Drupadi di depan umum dengan niat untuk menelanjangainya. Drupadi yang ketakutan kemudian membaca doa dan jatuh pingsan. Kejadian ajaib muncul, setiap kali dia melepas pakaian sang putri yang tak sadarkan diri itu, setiap kali pula muncul pakaian baru menutupi tubuhnya yang jelita. Dursasana terus melakukan pekerjaan hina itu. Pakaian Drupadi menumpuk seperti gunung, tetapi tubuhnya yang belum siuman tetap utuh dan berpakaian lengkap. Yang Kuasa telah melindungi Drupadi. Bima telah bersumpah dia tidak akan masuk surga sebelum dia membunuh dan menghisap darah Dursasana.
Drupadi sangat sedih, malu, dan marah karena dia telah dipermalukan di depan banyak orang. Dia mengadukan kesedihannya itu kepada Kresna dan Dristayumna. Lalu mereka bersumpah di hadapan Drupadi untuk membalaskan dendamnya.
Drupadi menyamar sebagai pelayan permaisuri Raja Wirata di negeri Matsya dan mengganti namanya menjadi Sairandri ketika Drupadi dan Pandawa menjalani masa penyamaran.
Putra-putra Drupadi dikenal sebagai kesatria yang tangguh. Tetapi mereka terbunuh karena kelicikan Aswattama. Dia membunuh putra-putra Drupadi ketika mereka sedang tertidur.
Putri yang sangat cabtik kebanggan PAndawa itu meninggal ketika dia dan Pandawa pergi ke gunung Himalaya untuk mencapai kediaman Batara Indra. Drupadi meninggal diurutan pertama. Dosanya adalah dia sangat mencintai Arjuna. Pada akgirnya Drupadi hidup bahagia dengan Pandawa di surga.

Mahabarata Drupadi

Posted by : Unknown
Date :Senin, 22 September 2014
With 0komentar

Mahabarata Sadewa

| Minggu, 21 September 2014
Baca selengkapnya »


Penjelasan Tokoh Sadewa

Sadewa adalah saudara kembarnya Nakula. Dia adalah putra bungsu Pandu. Dia lahir sebagai titisan Dewa Aswin. Sadewa sangat menyayangi saudara-saudaranya dan begitu juga sebaliknya, kakak-kakaknya selalu berusaha untuk melindungi Sadewa. Setiap kali Yudistira meminta pendapat dari para saudaranya, yang pertama dipilihnya untuk berpendapat adalah Sadewa. Karena Sadewalah yang paling muda.
Sadewa adalah seorang seniman yang punya pengetahuan yang mendalam tantang berbagai macam seni. Strukarman adalah putranya dari Drupadi. Ketika Pandawa dan Drupadi hidup dalam penyamaran, Sadewa menyamar sebagai gembala sapi dan mengganti amanya menjadi Trantipala.
Putra bungsu Pandu itu adalah kesatria muda yang sama tangguhnya seperti saudaranya. Pada perang Baratayuda, Sadewa pernah memimpin pasukan Pandawa, dia berperang dengan gagah berani. Sadewa melepaskan anak panahnya yang bermata pedang lalu menembus leher Sangkuni dan memenggal kepalanya. Sadewa berhasil membunuh musuhnya yang licik.


Pada saat Pandawa dan Drupadi pergi ke gunung Himalaya untuk mencapai kedamaian Batara Indra, Sadewa meninggal dengan urutan kedua. Dosanya adalah terlalu percya diri dan terlalu yakin akan kesaktiannya hingga meremehkan dewa-dewa dan orang lain. Pada akhirnya Sadewa hidup bahagia di surga bersama keluarganya.

Mahabarata Sadewa

Posted by : Unknown
Date :Minggu, 21 September 2014
With 0komentar

Mahabarata Nakula

|
Baca selengkapnya »

Penjelasan Tokoh Nakula

Nakula adalah putra pertama Madri dan Pandu, dia lahir sebagai titisan Dewa Aswin yang kembar. Dia mempunyai saudara kembar yang bernama Sadewa. Meskipun berbeda ibu, Nakula tetap menyayangi kakak-kakaknya, dan selalu melindungi adiknya. Nakula berwajah tampan dan berkulit putih bersih bagaikan awan berarak, mata bagaikan bunga teratai, dadanya bidang dan lengannya ramping.
Nakula mempunyai anak dari Drupadi yang bernama Satanika. Ketika Pandawa dan Drupadi hidup dalam penyamaran, Nakula menyamar menjadi ahli tukang kuda dan mengganti namanya menjadi Dharmagranti. Sama seperti saudaranya yang lain, Nakula adalah kesatria yang tangguh yang bersenjatakan 2 pedang.
Ketika Pandawa dan Drupadi pergi ke gunung Himalaya untuk mencapai kedamainan Batara Indra, Nakula meninggal dengan urutan ketiga. Dosanya adalah memuja ketampanannya sendiri dan erasa bahwa keyakinan dan pendangannya yang paling besar. Pada akhirnya Nakula dan yang lainnya hidup bahagia di Surga

Mahabarata Nakula

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Mahabatara Yudistira

| Sabtu, 20 September 2014
Baca selengkapnya »


Penjelasan Tokoh Yudistira



Yudistira adalah putra sulung dari Pandu dan Dewi Kunti. Dia adalah titisan Batara Darma atau Dewa Keadilan dan Kematian. Arti dari namanya adalah yang teguh hati dan teguh iman di medan perang. Sama seperti ayahnya, Yudistira juga sangat bijaksana, sangat mementingkan keadilan, dan tidak mudah marah. Dia menyelesaikan masalahnya dengan cara musyawarah dan tidak mau ada pertikaian. Yudistira sangat sayang kepada saudara-saudaranya, dia selalu membimbing adik-adiknya dengan sabar, dan melindungi mereka.
Ketika para sepupunya menjahili dia dan adik-adiknya, Yudstira tidak mau membalasnya dan mencegah terjadinya perkelahian. Setelah dewasa, Yudistira menjadi raja negeri Amarta. Dia memimpin kerajaan itu dengan sangat baik sehingga rakyatnya hidup sejahtera dan makmur. Kekayaan kerajaannya juga berlimpah, rakyat sangat senang dipimpin oleh Raja Yudistira. Prawiwindhya adalah putranya dari Drupadi. Nama lain Yudistira adalah Dharmaputra, lalu diberi gelar sebagai Maharajadiraja. Kemakmuran yang diperoleh Pandawa membuat Duryudana iri dan ingin merebut segala sesuatu yang dimilikinya.
Yudistira terjebak oleh Duryudana pada permainan dadu, raja yang bijak itu telah mempertaruhkan kerajaannya juga saudara-saudaranya dan istrinya. Yudistira terpaksa tinggal dihutan bersama saudara dan istrinya. Dia menjalani cobaan itu dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Di hutan, Yudistira bertemu Batara Yama atau Dewa Kematian, menyakinkannya bahwa Pandawa akan menang melawan Kaurawa. Setelah hidup di hutan, Yudistira menyamar sebagai pelayan Raja Wirata dan mengubah namanya menjadi Sanyasin.
Yudistira menawarkan jalan damai dan sangat meninginkan penyelesaian tanpa perang kepada Duryudana, asalkan kerajaan Yudistira dikembalikan. Duryudana menolak untuk berdamai dengan Pandawa,  perang tetap harus terjadi. Pada perang Baratayuda, Yudistira berperang dengan tangguh layaknya kesatria sejati. Yudistira, kesatria yang dilahirkan dengan budi pekerti lembut ternyata bisa bertempur dengan garang.
Kemenangan telah diraih Pandawa, Yudistira akhirnya menjadi raja Hatinapura. Setelah bertahun-tahun menjadi raja, Yudistira memberikan tahtanya kepada Parikesit. Lalu dia bersama saudara dan Drupadi pergi ke gunung Himalaya untuk mencapai kedamaian Batara Indra, dia “dipanggil” paling akhir kerena dia memilikul tanggup jawab atas raga yang terakhir. Yudistira dan saudaranya akhirnya tinggal di surga dengan bahagia walaupun sebelumnya dia harus di uji keteguhan hatinya oleh Batara Indra.






Mahabatara Yudistira

Posted by : Unknown
Date :Sabtu, 20 September 2014
With 0komentar

Mahabarata Bima

|
Baca selengkapnya »

Penjelasan Tokoh Bima


Bima atau Bimasena lahir dihutan sama seperti saudara-saudaranya yang lain. Putra kedua Dewi Kunti dengan Pandu ini telahir dari Batara Bayu atau Dewa Angin. Bima adalah penjelmaan wujud kekuatan yang luar biasa pada manusia, orang yang pemberani dan berperilaku keras tetapi berhati tulus dan jujur. Ketika Pandawa dan Kurawa berguru kepada Drona, Bimalah yang paling kuat. Duryudana iri melihat keperkasaan Bima, lalu bersama adik-adiknya mereka meracuninya, setelah Bima pingsan mereka menceburkan Bima ke sungai Gangga. Tetapi berkat perlindungan dari Batara Bayu, Bima ditolong oleh raja ular dan memberikan ramuan untuk menambah kekuatan Bima.
Ketika Pandawa dan Dewi Kunti menyamar sebagai brahmana, Bima menolong keluarga salah satu brahmana untuk mengalahkan raksasa Bakasura yang sangat jahat dan kejam. Bima putra Batara Bayu yang dijiluki sebagai Wrikodara atau perut srigala dengan sangat mudah mengalahkan raksasa kejam itu.
Bima mempunyai puta-putra yang tangguh. Mereka adalah Stutasoma, Gatotkaca, Antasena, dan Antareja. Mereka semua adalah kesatria yang perkasa, sama seperti ayahnya. Strutasoma adalah puta Bima dari Drupadi. Sedangkan Gatotkaca dari istrinya yag bernama Arimbi.
Bima sangat membenci Duryudana yang telah berkali-kali mencelakai Pandawa. Ketika istrinya, Draupadi dilecehkan didepan umum oleh Dursasana, Bima sangat marah dan telah bersumpah untuk membalaskan dendam Drupadi dengan membunuh kesetarus Kaurawa. Ketika Pandawa dan Drupadi mengasingkan diri di hutan, Bima bertemu saudaranya, Hanoman yang juga merupakan anak dari Batara Bayu. Bima sangat bahagia bisa bertemu dengan Hanoman kemudian mereka berpelukan, ketika itu juga kekuatan mereka makin bertambah. Dalam masa penyamaran, Bima menyamar sebagai juru masak istana Raja Wirata dan mengganti namanya menjadi Walala.
Bima adalah panglima tertinggi dari balatentara Pandawa. Kekuatan raganya 16.000 kali kekuatan gajah. Bima mempunyai senjata yang ampuh bernama gada. Senjata itulah yang dipakainya untuk berperang.
Diperang Baratyuda, Bima adalah kesatria yang paling perkasa. Kakuatannya sanggup mengahancurkan segalanya yang ada di hadapannya. Apalagi ketika Bima sedang mengamuk, dia akan meraung bagaikan singa. Bima juga sering kali memimpin pasukannya dalam pertempuran yang dasyat itu. Pada hari-hari terakhir perang Baratyuda, Bima berhasil membunuh adik-adik Duryudana termasuk Dursasana. Dan pada akhirnya Bima berhasil melaksanakan sumpahnya untuk membunuh Duryudana.
Ketika Pandawa dan Drupadi pergi ke Gunung Himalaya, Bima meninggal dengan urutan kelima. Dosanya adalah merasa kekuatannya bagaikan angin topan yang mampu menghancurkan bumi. Akhirnya Bima dan saudatanya tinggal di Surga.

Mahabarata Bima

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Mahabarata Arjuna

|
Baca selengkapnya »


Penjelasan Tokoh Arjuna

Arjuna merupakan putra ketiga dari Pandu dan Dewi Kunti. Arjuna lahir sebagai titisan Batara Indra atau Dewa Guruh dan Halilintar. Arti dari namanya adalah cemerlang, putih bersih bagaikan perak. Dia disegani sebagai penjelmaan sifat-sifat pemberani, budi yang luhur, dermawan, lembut hati, ramah, dan berwatak kesatria yang gagah dalam membela kebenaran dan kehormatan. Arjuna sangat mahir menggunakan segala macam senjata, terutama sangat mahir dalam mengolah busur panahnya dan terampil olah bela diri. Ketika Kaurawa dan Pandawa belajar di Mahaguru Drona, Arjunalah yang paling pintar memanah. Arjuna juga sangat cerdas dan memiliki pandangan jauh kedepan. Dia adalah kesatria yang gagah berani, tangguh, tidak mudah terpengaruh, sangat menyayangi saudara-saurdaranya, keluarganya, terutama ibunya. Duryudana iri melihat kesaktian Arjuna.
Ketika Pandawa dan Kunti pergi ke negeri Panchala masih dalam penyamaran mereka sebagai brahmana. Arjuna mengikuti sayembara yang memperebutkan Drupadi, putri dari Raja Drupada. Arjuna berhasil memenangkan sayembara tersebut. Drupadi dinikahkan oleh kelima Pandawa karena mereka sudah bersumpah akan membagi apa yang mereka punya.
Arjuna adalah pahlawan yang selalu menang di medan pertempuran. Dia mempunyai senjata pemberian langsung dari Batara Indra, ayah dewanya ketika sedang melaksanakan pengasingan di hutan. Senjata yang sakti itu biasa disebut “Gandiwa Arjuna” atau busur panah Arjuna. Senjata itulah yang akan digunakannya dalam pertempuran Baratayuda
Selain Drupadi, Arjuna mempunyai istri yang bernama Subadra dan Srikandi. Anak Arjuna dari Subadra adalah Abimanyu. Ketika Pandawa dan Drupadi hidup dalam penyamaran selama 1 tahun, Arjuna menyamar menjadi perempuan pelayan dan guru tari dan mengubah namanya menjadi Brihannala.
Pada perang Baratayuda, Arjuna berperang dengan tangkas dan tangguh. Dia berperang dengan sais kereta kudanya, Kresna. Perang Baratayuda Arjuna berhasil membunuh Karna yang juga terkenal handal dalam memanah. Arjuna juga membunuh Bisma dengan panah sakti itu.
Ketika Pandawa dan Drupadi pergi ke gunung Himalaya untuk mencapai kedamaian Batara Indra, Arjuna meninggal dengan urutan keempat. Dosa Arjuna adalah terlalu yakin akan kemampuannya untuk menghancurkan semua musuhnya. Pada akhirnya Arjuna dan para saudaranya tinggal di surga.

Mahabarata Arjuna

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

Sinopsis Mahabarata

|
Baca selengkapnya »



Sinopsis Mahabarata

Mahabarata berasal dari kata maha yang berarti ‘besar’ dan kata barata yang berarti ‘bangsa Barata’. Pujangga Panini menyebut Mahabarata sebagai “Kisah Pertempuran Besar Bangsa Barata.
Kisah dimulai di kerajaan Hastinapura bangsa kuru, Raja Santanu menikah dengan Dewi Gangga. Anak mereka yang ke 8 bernama Dewabarata telah bersumpah tidak akan menikah demi ayahnya, selamanya akan mengabdi kepada Hastinapura dan menjadi Bisma.
Raja Santanu bertemu dengan Satyawati di tepi hutan. Sang raja jatuh cinta kepadanya dan mengangkat Satyawati menjadi permaisurinya. Santanu adalah kakek Dritarastra dan Pandu, dan moyang Kaurawa dan Pandawa. Raja Santanu dan Satyawati mempunyai 2 orang putra yang bernama Chitranggada dan Witchitrawirya. Akan tetapi, Chitranggada meninggal tanpa memiliki anak. Namun, Witchitrawirya mempunyai 2 anak dari 2 istri nya, putranya adalah Dristarasta dan Pandu.
Dalam epos Mahabarata mengisahkan konflik antara dua saudara sepupu, Pandawa dan Kaurawa. Konflik tersebut berkembang menjadi sebuah perang besar yang mengakibatkan bangsa kuru atau bangsa bharata musnah. Dristarasta, si putra sulung, terlahir buta. Karena cacat, dia tidak bisa dinobatkan menjadi raja menggantikan ayahnya. Pandu menggantikan kakaknya menjadi raja. Dristarasta mempunyai 100 putra yang dikenal sebagai Kaurawa dengan si sulung Duryudana. Sedangkan Pandu mempunyai lima putra yang dikenal sebagai Pandawa.
Suatu hari Pandu mengikuti sayembara Dewi Kunti, dan dia memenangkan sayembara dan menikahi Dewi Kunti. Sebelum menjadi istri Pandu, Dewi Kunti sudah mempunyai mantra suci dari Resi Durwasa untuk memanggil dewa supaya bisa mempunyai anak keturunan dewa. Kunti pun mencoba mantra itu, dia memanggil Dewa Matahari atau Batara Surya, Kunti diberi anak yang bernama Karna. Merasa belum siap untuk mengurus Karna, dia menghanyutkannya di sungai kemudian ditemukan dan dirawat oleh keluarga sais kereta kuda Adhirata dan Rada. Atas nasihat Bisma, dan menurut adat istiadat jaman itu, Raja Pandu menikahi Dewi Madri sebagai istri kedua, untuk menjaga keturunan. Ketika berburu di hutan, Pandu tidak sengaja memanah sepasang kijang jelmaan resi. Pandu dikutuk akan menemui ajalnya sesaat setelah menikmati asmara dengan wanita manapun. Mengetahui hal tersebut, Pandu berserta istri-istrinya pergi mengasingan diri ke hutan, Dristarasta menggantikan Pandu sebagai raja Hastinapura.
Di hutan, Dewi Kunti memberitahu Pandu bahwa dia tahu mantra untuk memanggil dewa untuk meminta anak. Pandu sangat senang mendengarnya. Kemudian Kunti membaca mantra tersebut, datanglah Batara Darma atau Dewa Keadilan dan Kematian. Batara Darma memberikan Kunti seorang anak yang diberi nama Yudistira yang artinya adalah teguh hati dan teguh iman di medan perang. Putra kedua Pandu adalah titisan dari Batara Bayu atau Dewa Angin dan memberi nama Bhima/Bhimasena, penjelmaan wujud kekuatan yang luar biasa pada manusia. Putra ketiga, Arjuna, yang artinya cemerlang dan putih bagaikan perak, dia berasal dari Batara Indra atau Dewa Guruh dan Halilintar. Mantra suci untuk putra keempat dan kelima tidak dibacakan oleh Kunti melainkan oleh Madri. Dewa Aswin yang kembar memberikan mereka 2 putra kembar, Nakula dan Sadewa. Sedangakan di Hastinapura raja Dristarasta mempunyai 100 anak yang disebut Kaurawa.
Bertahun-tahun lamanya keluarga Pandu tinggal di hutan yang damai. Pandu mengajari anak-anak nya cara memanah, budi pekerti, tata krama, dan bagaimana menjadi orang yang bijaksana. Setelah 15 tahun kemudian, Pandu meninggal terkena kutukannya sebab Pandu tidak bisa menahan gejolak asmaranya dengan istri keduanya. Madri merasa dialah penyebab kematian suaminya, dia pun membakar dirinya untuk pensucian diri.
Bisma mengangkat Mahaguru Kripa dan Drona untuk mendidik dan memberi ajaran berbagai ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan yang harus dikuasai para pangeran Hasinapura itu. Duryunada semakin iri melihat keperkasaan Bima dan kesaktian Arjuna. Kaurawa mengatur siasat untuk mencelakai Pandawa. Duryudana mengirim Pandawa dan ibunya ke istana kayu  kemudian membakar mereka. Tapi usaha itu sia-sia, Pandawa berhasil menyelamatkan diri lari ke hutan berkat pesan rahasia Widura sang penasehat kejaraan yang adil, jauh sebelum peristiwa pembakaran terjadi. Mereka terpaksa mengembara di hutan kemudian menumpang di rumah seorang brahmana. Sementara itu Karna dan Sangkuni diangkat Duryhodhana sebagai penasihatnya.
Pada suatu hari, para Pandawa mendengar sebuah sayembara yang diadakan oleh Raja Drupada dari negeri Panchala untuk mencarikan suami bagi Dewi Drupadi,  putrinya yang terkenal cantik, bijaksana dan berbudi halus. Banyak sekali putra mahkota dari berbagai negeri datang untuk mengadu nasib. Tidak satupun kesatria-kesatria yang berhasil. Kemudian Arjuna maju untuk melakukan sayembara. Kesatria itu memenangkan sayembara Dewi Drupadi. Arjuna membawa Drupadi kepada Kunti. Sesuai janji dan sumpah Pandawa bahwa mereka selalu berbagi adil dalam segala hal, Pandawa menjadikan Dewi Drupadi sebagai istri mereka.
Setelah mengetahui  Pandawa dan Kunti masih hidup Dristarasta menyuruh mereka untuk kembali ke Hatinapura. Bisma dan Drona memberi nasehat kepada raja untuk membagi 2 wilayah kerajaan Hastinapura. Dristarasta setuju lalu membagi kerajaan menjadi dua, untuk Kaurawa dan Pandawa. Kaurawa mendapat Hastinapura dan Pandawa menguasai negeri Amarta dengan ibu kota Indraprastha. Pandawa menguasai Indrapastha dengan penuh kebijaksaan dan keadilan. Rakyat hidup tentram dan damai. Kekayaan negeri tersebut semakin berlimpah. Duryudana iri melihat kemakmuran negeri yang dikuasai Pandawa. Dia menyusun rencana untuk merebut Indraprastha dengan mengundang Yudistira bermain dadu. Dalam tradisi kaum kesatria, undangan bermain judi tidak boleh ditolak. Dengan licik Duryudana mengundang Yudistira atas nama ayahnya untuk bermain dadu bersama Sankuni yang tak segan-segan untuk curang. Benar saja, Yudistira kalah berkali-kali hingga dia mempertaruhkan segala sesuatu yang dimilikinya, termasuk daerah kekuasaannya beserta kekayaannya, hingga saudara-saudara dan istrinya sendiri, Drupadi. Kalah dalam permainan membuat Pandawa dan Drupadi tidak mempunyai apa-apa lagi, kemudian Duryudana menyuruh mereka untuk mengasingkan diri di hutan selama 12 tahun lamanya dan pada tahun ketiga belas, selama satu tahun Pandawa dan Drupadi harus hidup menyamar dan tidak boleh ada yang mengenali mereka.
Bima sangat benci terhadap perlakuan Duryudana terhadap Pandawa terutama kepada istrinya Drupadi. Wanita yang jelita dan baik itu dilecehkan oleh Durshasana, adik Duryudana ketika Yudistira kalah taruhan. Bima telah bersumpah akan membunuh Durshasana untuk membalaskan dendam Drupadi. Tetapi Bima harus menunggu selama 13 tahun lamanya.
Ketika di hutan, Arjuna pergi untuk meminta senjata sakti dari Batara Indra. Dan dia berhasil mendapatkannya. Senjata Gandawa Arjuna yang sangat sakti itu akan digunakannya untuk berperang melawan Kaurawa. Suatu hari ketika Pandawa dan Drupadi melanjutkan pengembaraan mereka, Bima bertemu dengan saudaranya yaitu anak lain dari Batara Bayu. Dia adalah Hanoman. Sebelumnya Bima tidak mengetahui kalau kera itu adalah Hanoman, namun ketika dia menunjukkan kekuatannya dan membeitahu siapa dia sebenarnya, Bima merasa sangat bahagia, jantungnya berdegup kencang, sekujur tubuhnya terasa hangat. Bima silau memandang Hanoman yang menjadi luar biasa besar dan bulunya bercahaya gemilang. Hanoman kemudian memeluk Bima. Ketika berpelukan, dua bersaudara itu masing-masing merasa mendapat kekuatan berlipat ganda.
Suatu hari Pandawa merasa kehausan Yudistira menyuruh Sadewa untuk memanjat pohon dan melihat apakah ada telaga di sekitar Pandawa. Sadewa melihat telaga tersebut dan pergi untuk mengambil air untuk saudara-saudaranya. Ketika sampai di telaga, Sadewa mendengar suara gaib  yang memerintahkan Sadewa untuk menjawab pertanyaan dahulu jika ingin minum air telaga. Tapi, karena Sadewa sangat kehausan, dia langsung meminum airnya, tiba-tiba dia jatuh pingsan. Merasa khawatir karena Sadewa belum kembali, Yudistira menyuruh Nakula untuk menyusul Sadewa. Ketika melihat saudaranya yang pingsan dia ingin menolongnya tapi rasa haus yang Nakula rasakan membuatnya menunda niatnya dan segera pergi ke tepi telaga untuk minum air. Suara gaib itu kembali terdengar dengan ucapannya yang sama ketika Sadewa hendak meminum air telaga. Nakula menghiraukannya dan langsung meminumnya. Nakula pingsan seketika itu juga. Arjuna menyusul mereka dan dia juga bernasib sama dengan kedua adiknya. Begitu pula Bima. Akhirnya Yudhistira mencari saudaranya. Alangkah terkejutnya Yudistira melihat adik-adiknya tak sadarkan diri. Suara gaib datang kembali dan menanyakan sejumlah pertanyaan kepada Yudistira, dia mengira suara itu adalah suara yaksa. Pertanyaan-pertanyaan itu harus dijawab dengan bijak, Yudistira menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan sangat baik dan tepat. Setelah menjawab pertanyaan, suara gaib mengizinkan Yudistira memilih salah satu dari keempat saudaranya untuk dihidupkan kembali. Yudistira memilih Nakula karena dengan pertimbangan demi keadilan kerena dia adalah putra Kunti sementara itu Nakula adalah putra Madri dengan demikian keturunan Kunti dan Madri bisa diselamatkan. Yaksa itu puas sekali mendengar jawaban Yudistira yang membuktikan bahwa dia adil dan berjiwa besar. Akhirnya, yaksa itu menghidupkan kembali semua saudara Yudistira. Ternyata, yaksa itu adalah penjelmaan Batara Yama atau Dewa Kematian, yang ingin menguji kekuatan batin Yudhistira. Batara Yama berdiri di depan Yudistira lalu memeluknya sambil berkata bahwa beberapa hari lagi masa pengasingan Pandawa dan Drupadi selesai. Di tahun ketiga belas, mereka harus hidup menyamar. Batara Yama menyakinkan Pandawa bahwa mereka akan melewatinya dengan baik. Setelah berkata demikian, Batara Yama menghilang. Pengalaman Arjuna dalam perjalanan mencari senjata pamungkas yang sakti, pengalaman Bima bertemu dengan Hanoman, dan pengalaman Yudistira bertemu dengan Batara Yama, menambah kekuatan jasmani, keyakinan batin serta kemuliaan rohani Pandawa.
12 tahun masa pengasingan telah mereka jalani dengan penuh kesabaran dan kebersamaan. Kini tiba saatnya Pandawa dan Drupadi menjalani masa penyamarannya selama satu tahun kedepan. Pandawa menyamar di negeri Matsya yang dikuasai oleh Raja Wirata. Yudistira menyamar menjadi pelayan Raja Wirata dengan mengganti nama sebagai Kangka. Bima menyamar menjadi juru masak istana Raja Wirata dengan nama Walala. Arjuna menyamar sebagai seorang perempuan yang menjadi guru tari dengan nama Brihannala. Sadewa menyamar menjadi gembala sapi yang bernama Trantipala. Nakula menjadi tukang kuda dengan nama Dharmagranti. Dan yang terakhir adalah Drupadi yang menyamar sebagai pelayan permaisuri Raja Wirata dengan nama Sairandri.
Ketika masa penyamaran Pandawa dan Drupadi selasai, Pandawa mencoba untuk mendapatkan kerajaan mereka degan cara perundingan yang damai dari tangan Kaurawa, tapi sayang perundingan itu gagal karena Duryudana menolak.
Kemudian kedua belah pihak berusaha mencari sekutu sebanyak-banyaknya. Raja Wirata dan Kresna menjadi sekutu Pandawa, sedangkan Bisma, Drona, dan Salya memihak Kaurawa. Waktu yang ditunggu-tunggu Bima datang, yaitu saat perang Batarayuda di padang Karukshetra. Hari pertama perang kemenangan diraih oleh Kaurawa. Kemudian di hari-hari berikutnya Pandawalah yang menang. Perang Batarayuda sangat banyak memakan korban. Sesepuh kerajaan seperti Bisma, Drona dan yang lainnya tewas di medan perang. Anak-anak di kedua belah pihak juga tewas terbunuh. Akan tetapi kemenangan tetap diraih oleh pihak Pandawa. Semua Kaurawa tewas di tangan Bima. Karna, tewas ditangan Arjuna. Sangkuni tewas ditangan Sadewa. Mendengar kabar tersebut Dristarasta sangat sedih karena kehilangan putra-putranya. Setelah perang berakhir, Yudistira melangsungkan upacara aswameda dan dia dinobatkan menjadi raja. Dristrarasta yang sudah tua tidak bisa melupakan anak-anaknya yang tewas di medan perang, terutama Duryudana. Meskipun Dristrarasta tinggal bersama Yudistira dan dilayani dengan baik, namun pertentangan batinnya dengan Bima tidak dapat dipaksakan lagi. Kemudian Dristarasta bersama istrinya Dewi Gandhari pergi kehutan untuk bertapa. Sesuai janji antara Kunti dan Gandhari untuk selalu bersama, Kunti menemani Gandhari pergi ke hutan. Setelah 3 tahun bersemedi, terjadilah kebakaran yang hebat di hutan hingga membakar habis tubuh Dristarasta, Gandhari, dan Kunti.
Bertahun-tahun Yudisthira menjadi raja Hastinapura, dalam kedukaan yang cukup mendalam atas kematian keluarga Pandawa termasuk anak-anak mereka membuat hati mereka tidak tenang. Akhirnya, setelah menyerahkan tahta kerajaan kepada Parikeshit, cucu mereka. Pandawa meninggalkan ibukota dan pergi ke gunung Himalaya.
Pandawa dan Drupadi pergi ke gunung Himalaya untuk mencapai kediaman Batara Indra, seekor anjing menyertai mereka dengan setia. Satu persatu mereka jatuh ke dalam jurang lalu lenyap ditelan bumi. Yang pertama kali jatuh adalah Drupadi, kemudian Sadewa, Nakula, Arjuna, dan Bima. Batara Indra menjelaskan bahwa Yudistira paling terakhir karena dia memikul tanggung jawab raga yang terakhir. Ketika di surga, Yudistira tidak melihat saudara-saudara dan istrinya di sana. Dia malah melihat Duryudana menduduki singgsana yang megah dan hidup bahagia dengan saudaranya. Yudistira tidak ingin tinggal bersama Kaurawa, dia ingin bertemu saudara-saudaranya dan Drupadi. Ternyata, Batara Indra dan Batara Yama sedang menguji kesetiaan dan keteguhan iman Yudistira. Dia menganggap tempat yang dia tinggali bersama saudara dan istrinya adalah neraka. Namun sebenarnya tempat itu adalah surga. Itu adalah keharusan bagi arwah para kesatria dan raja untuk tinggal di neraka selama beberapa waktu.
Dan pada akhirnya Pandawa, Drupadi dan sekutunya diangkat ke surga. Sementara itu Kaurawa tinggal di neraka. Setelah mengalami berbagai cobaan, Yudistira memenuhi kedamaian abadi, terbebas dari beban pikiran dan perasaan yang mengikat manusia dengan hal-hal duniawi. Yudistira kemudian bersemayam bersama Batara Indra di surgaloka.

Sinopsis Mahabarata

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar

My Hometown.

| Kamis, 18 September 2014
Baca selengkapnya »

Desa Tlogorejo Temanggung Jawa Tengah ^^






Rumah Mbah. lantainya belum berkeramik hanya disemen saja. Didaam nya terdapat 3 kamar tidur. Kamar mandinya dekat dengan kandang ayam, ada sumurnya juga. Dibelakang rumah ada kebon dan sawah yang membentang sangat luas^^









Iniiiiii... ayam siapa gak tau. Saya asal moto :v







Nah, ini tampak depan rumah Mbah saya. Rumah yang setiap tahun Insya Allah saya tempati setiap kali saya pulang ke Temanggung. Hampir setiap pagi para petani dan peternak bebek lewat depan rumah Mbah ke saawah yang ada di belakang rumah. Warga di desa saya mandinya jarang di kamar mandi mereka sendiri, mereka memilih untuk mandi di kali atau sumber air langsung dari gunung yang sudah dimodifikasi (:v). Alesannya lebih seegeerr dan mugkin untuk menghemat karena airnya gratis.






Kalo foto ini adalah foto ruah sepupu saya, Aldi dan Elsa. Mereka adalah keponakan dari mamah saya.


My Hometown.

Posted by : Unknown
Date :Kamis, 18 September 2014
With 0komentar
Next
▲Top▲